Cerita Pendek
Untung Gautara
S
|
emalaman dia datang padaku
dalam mimpi. Dia menginginkan aku menghidupkannya kembali lewat cerpen.
“Orang-orang Cirebon mulai melupakan aku. Padahal kisah cintaku dengan
Suratminah tidak kalah tragis bila dibandingkan dengan kisah cintanya Rommy and
Jully.” katanya waktu itu dengan wajah muram. “Gau kapan ya kisah cintaku difilmkan atau didramakan?
Tapi sebelum semua itu terjadi maukah engkau menghidupkan aku dalam cerpenmu?”
Aduh alaaa menghiba betul tuh suaramu Din! Begitu saja kok sedih dan pilu,
gerutuku dalam hati!
“Mengapa engkau memilih aku? Mengapa
tidak memilih Nana Mulyana atau
Made Casta atau Subagyo Madhari atau pengarang belia berbakat Tanti R Skober?
Wah kamu kok kesel-kesel dari Cirebon
datang ke Haurgeulis?
Padahal di sana kan banyak penulis, iya kan?” tanyaku padanya.
“Mereka belum pada tidur, sedangkan
aku hanya bisa menemui mereka lewat mimpi. Lalu aku melayang-layang di angkasa.
Mataku tak lepas-lepas memandang ke bawah. Kemudian aku melihatmu sedang tidur
nyenyak. Maka…”
“Ya aku sudah tahu kelanjutannya,” kataku memotong
pembicaraannya.
“Lalu, apakah engkau mau memenuhi
keinginanku?” tanya
Baridin cemas.